Cerita Sukiman, berpidato disambut gelak tawa - OPSINTB.com | News References -->

24/09/22

Cerita Sukiman, berpidato disambut gelak tawa

Cerita Sukiman, berpidato disambut gelak tawa

 
Cerita Sukiman, berpidato disambut gelak tawa

Foto : Bupati Lotim, HM Sukiman Azmy. (PKP Lotim)

OPSINTB.com - Mungkin tak berlebihan jika menyebut gaya berpidato, HM Sukiman Azmy, mirip dengan salah seorang ulama kondang yang dijuluki da'i sejuta umat yakni almarhum Zainuddin MZ. 

Dari cara menyampaikan, pilihan kata yang diambil, lengkungan irama, hingga celetukan pesan yang disampaikan sedikit mirip. Begitu juga dengan kalimat jokes yang dikeluarkan tak jarang disambut gelak tawa.

Seperti malam itu, ketika ia menyampaikan sambutan di Pondok Pesantren Baiturrohim Kabar, Desa Kabar, Kecamatan Sakra. 

Di hadapan ratusan orang yang hadir ia menceritakan ihwal perjalanan Sukiman remaja saat bersekolah. Tentu kisah ini jarang terdengar dimana-mana. Meski hanya cerita singkat, tapi ia berhasil menghipnotis serta mengocok perut. Membuat suasana santai penuh dengan persaudaraan. 

Kendati sedikit lucu, pesan yang disampaikannya sangat erat dan bermakna, khususnya bagi santri di Ponpes tersebut.

Bupati dua periode di Kabupaten Lombok Timur ini, bercerita pada waktu duduk di Sekolah Dasar (SD), dirinya termasuk orang yang pintar. Membuatnya tak bersekolah dengan siswa pada umumnya pada waktu itu.

Mantan Komandan Kodim 1605/Selong 2004 ini, menyelesaikan sekolah dasar itu dalam kurun hanya empat tahun saja.

"Dari kelas 3, loncat ke kelas 5. Di kelas 5 saya ujian, jadi empat tahun saya SD," tutur Sukiman, yang membuat suasana hening sejenak.

Kisah lucu Sukiman remaja, berawal dari saat ia duduk di bangku Tsanawiyah, tepatnya di kelas 2A. Di kelasnya, pria kelahiran 30 Mei 1957 itu, terbilang paling muda.

Tak hanya dari segi umur tergolong paling muda, tapi juga dari postur tubuh sedikit gemuk dan nampak pendek.

Tempat ia bersekolah, ada program muhadhoroh (pidato) bagi siswa. Yang haruskan siswa berpidato di depan kelas secara bergiliran sesuai dengan jadwal.

Pada masa itu, tuturnya, tidak ada yang berani maju di kelasnya, yakni di kelas 2A. Seperti yang ia sebut yakni H Muhsan, Ma'sum, dan masih banyak yang lain. Tapi satu pun tak ada yang berani.

Karena, ia memberanikan diri untuk mengangkat tangan, lalu maju. Pada masa itu Sukiman remaja hanya menyampaikan pembuka dan penutup dalam pidatonya.

"Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh, Alhamdulillahirobbil'alaamin. Wassalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh," beber isi pidatonya yang disambut gelak tawa.

Tak plak membuat guru dan satu teman sekelasnya tertawa. Tapi sebutnya, Sukiman remaja sudah berani memunculkan diri dimana saat semua orang tak ada yang berani.

Dan setelah itu dirinya mempelajari teknik pidato. "Baru saya belajar cara orang berpidato yang benar," ujarnya.

Dari disambut gelak tawa itu, sekarang ia menjadi salah satu orator yang diperhitungkan. Hal itu bisa dilihat dari ceramah-ceramahnya, atau pidato arahannya di setiap momentum. Tak heran banyak orang yang menyebut Sukiman, salah satu macan panggung dari timur. (kin)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 OPSINTB.com | News References | PT. Opsi Media Utama