Jurnalisme rilis di tengah fenomena insan pers - OPSINTB.com | News References -->

24/07/22

Jurnalisme rilis di tengah fenomena insan pers

Jurnalisme rilis di tengah fenomena insan pers

 
Jurnalisme rilis di tengah fenomena insan pers

OPSINTB.com - Bagi insan pers, rilis sudah tak asing lagi bahkan dapat dibilang begitu dekat. Saking dekatnya, dalam perkembangannya bahkan tak jarang para wartawan dijuluki jurnalis rilis.

Forum Jurnalis Lombok Timur (FJLT) merespons fenomena itu, melalui agenda Pojok Jurnalis dengan tajuk Jurnalis Merilis, di Montana Cafe House, Kelurahan Majidi, Kecamatan Selong, Lotim, Sabtu sore (23/7/2022).

Pada kesempatan kali ini, FJLT menghadirkan Pimpinan Redaksi NTBsatu.com, Haris Mahtul, Redaktur TribunLombok.com, Sirtupillaili, Kabag Humas PKP Lotim, Hadi Faturrahman, dan Sub Koordinator Dokumentasi Pimpinan PKP Setda Lotim, Nur Afni Ariyani.

Ketua FJLT, Rusliadi mengatakan, kegiatan ini merupakan agenda bulanan yang dikomandani oleh bidang Peningkatan Kapasitas. Yang tujuannya meningkatkan kemampuan insan pers, khususnya di Gumi Patuh Karya.

"Ini agenda rutin kami dalam rangka meningkatkan kapasitas," kata Rusliadi, dalam sambutannya.

Dalam pemantiknya, Haris Mahtul mengatakan, mengapresiasi langkah yang diambil oleh FJLT. Dalam rangka menyamaratakan pemahaman tentang dunia jurnalis.

Menurutnya, rilis bukan sebagai produk berita hanya sebagai sebuah karya seorang semata. Meski diakuinya diksi kedua kata tersebut memiliki perbedaan makna yang sangat tipis.

"Ada perbedaan karya dengan produk meski tipis," ucapnya.

Lantaran itu, kata dia, rilis itu harus dipandang dari kacamata jurnalis. Melihatnya sebagai sumber informasi awal, bukan sebagai sebuah berita.

Menurutnya, rilis dilihatnya sebagai sebuah tantangan yang bersifat positif. Namun demikian ia mengajak tak menelan mentah informasi yang disajikan di dalamnya, tapi harus dikritisi. Untuk kemudian dijadikan sebagai sebuah berita.

Sebab, ucap Haris, adagium bad news is good news sudah tak relevan untuk saat ini. Lantaran itu dirinya menyebut tak ada berita positif dan negatif.

"Berita itu kritis dan konstruktif. Mari kita jujur dalam mencantumkan sumber," ajaknya.

Sementara itu pemantik lainnya, Sirtupillaili menerangkan, pemerintah membangun diksi yang menguntungkan dari data yang dikeluarkan. Sebagai jurnalis seharusnya tetap mengedepankan sikap kritis dan tidak disalin mentah-mentah. 

Menurutnya, wartawan tak ada salah menerima rilis. Bahkan, Ia menyebut hal itu bisa menjadi sumber data yang bisa diolah.

"Harus punya sikap kritis, kalau tidak ada yang perlu dikritisi tidak usah dibikin-bikin," ujarnya.

Sub Koordinator Dokumentasi Pimpinan PKP Setda Lotim, Nur Afny Ariyanti, mengaku cukup senang ketika wartawan memetik rilis yang disampaikan menjadi sebuah berita. Namun lambat laun praktik yang terjadi hanya menyalin penuh teks pada rilis. Seharusnya ada sikap kritis untuk memperdalam isu-isu yang dimuat.

"Awalnya saya senang tapi belakangan jadi aneh, saya bingung juga," akunya.

Pemda kata dia, menginginkan ada feed back dari rilis yang disampaikan. Seharusnya, kata dia, bisa diolah sedemikian rupa.

"Kita ingin teman-teman memperdalam. Karena kadang-kadang tidak semua data yang kita sampaikan," tandasnya.

Kabag Humas PKP Lotim, Hadi Fathurrahman berharap, meski pemberitaan dikutif dari rilis, namun bisa disajikan dengan lebih komprehensif sehingga bisa difahami oleh masyarakat.

"Tidak mengikuti satu alur, dan hanya copy paste. Harapan kita Pemda dan pers bisa terus berkerjasama dengan baik," harap Fathurrahman. (hkk)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 OPSINTB.com | News References | PT. Opsi Media Utama