Terkesan dipaksakan, Royal kritik penetapan 91 Desa Wisata Lotim - OPSINTB.com | News References -->

17/10/21

Terkesan dipaksakan, Royal kritik penetapan 91 Desa Wisata Lotim

Terkesan dipaksakan, Royal kritik penetapan 91 Desa Wisata Lotim

 
Terkesan dipaksakan, Royal kritik 91 Desa Wisata Lotim

OPSINTB.com - Sebanyak 91 desa di Lombok Timur (Lotim) sudah mendapat gelar desa wisata. Gelar tersebut disematkan oleh Bupati Lombok Timur melalui Surat Keputusan (Sk) yang telah diterbitkan beberapa waktu lalu.

Namun, keberadaan desa wisata tersebut mendapat berbagai tanggapan dari sejumlah kalangan. Ada yang pro. Dan tak jarang yang kontra, termasuk dari Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Lotim.

Royal Sembahulun, Ketua Pokdarwis Lotim mengatakan, penetapan desa wisata tersebut tidak diikuti dengan rencana yang jelas.

"Menetapkan banyak desa wisata tapi tidak diikuti dengan rencana yang jelas," kata Royal kepada wartawan saat ditemui di taman wisata Wisatani Garden Sembalun, Minggu (17/10/2021).

Dikatakannya, penetapan desa wisata tersebut terkesan dipaksakan dan hanya untuk memikat anggaran dari pemerintah pusat. 

"Kalau hanya menetapkan desa wisata untuk mendapatkan anggaran dari pusat, nantinya anggaran itu tidak akan jelas arahnya. Kalau pun kita dapat, paling jumlahnya kecil, hanya sebatas anggaran pelatihan saja," sebutnya. 

Oleh karena itu, dia menganggap bahwa program desa wisata tersebut hanya main-main. Sebab, seyogyanya, desa wisata harus memenuhi beberapa kriteria. Di antaranya memiliki potensi wisata dan kelembagaan, seperti Pokdarwis dan lainnya. Sementara, sejumlah desa wisata yang telah ditetapkan masih banyak tidak memenuhi kriteria yang dimaksud. 

"Kasian, semua ditetapkan menjadi desa wisata. Sementara di beberapa desa wisata yang telah ditetapkan, justeru latar belakangnya bukan wisata. Tapi dipaksakan menjadi desa wisata," ucapnya. 

Tak hanya itu, Royal juga mempertanyakan orang-orang yang terlibat menyusun dan menetapkan gelar desa wisata tersebut. Dan ia meyakini, masih banyak tim ahli atau kelompok wisata yang tidak dilibatkan. "Termasuk kami dari Pokdarwis Lotim juga tidak dilibatkan," tegasnya.

Padahal, lanjutnya, Pokdarwis memiliki peran penting dalam pengembangan pariwisata. Sebab Pokdarwis mengetahui banyak persoalan atau pun potensi wisata hingga ke tingkat dusun. 

Oleh karena itu, hubungan yang baik antara pemkab dengan Pokdarwis harus dijaga. Meski pada kenyataanya, masih kata Royal, Podarwis Lotim tidak mendapatkan suport berarti dari Pemkab. Misalnya anggaran.

Meski demikian, ia mengklaim bahwa Pokdarwis bisa berkembang tanpa harus berdampingan dengan pemerintah. Namun ia juga tidak bisa memungkiri bahwa bekerjasama dengan pemerintah juga merupakan hal yang lebih bagus. 

"Tapi lebih baik bersama pemerintah, karena pemerintah memiliki anggaran untuk memajukan sebuah wisata," katanya.

Masih terkait 91 desa wisata, hingga saat ini Lotim juga tidak memiliki rencana induk pembangunan kepariwisataan daerah (Ripparda).

"Ketika tidak ada Ripparda, wisata kita akan ngambang. Jadi kalau ingin mendapatkan suport besar dari pusat, tidak mungkin. Karena pusat akan mengambil referensi dari Ripparda tersebut," tutupnya. (yan)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 OPSINTB.com | News References | PT. Opsi Media Utama