OPSINTB.com - SMKN 1 Sikur kembali menunjukkan eksistensinya dalam mencetak generasi muda yang kreatif dan mandiri. Melalui program unggulan bertajuk One Student One Product (OSOP), sekolah vokasi ini memberikan ruang bagi siswa kelas XII untuk menampilkan karya terbaiknya sebelum menamatkan pendidikan.
Expo OSOP digelar pada Sabtu, (19/42025), sebagai bentuk apresiasi sekaligus inovasi sekolah.
Kepala SMKN 1 Sikur, Hasbi Ahmad menjelaskan, OSOP merupakan program wajib bagi siswa kelas XII sebagai tugas akhir sebelum menghadapi ujian kejuruan. Melalui program ini, siswa didorong untuk menciptakan produk berbasis ide dan potensi sesuai jurusan masing-masing.
“Produk yang ditampilkan sangat beragam. Tidak hanya barang, tetapi juga jasa. Bahkan seluruh rangkaian acara OSOP, mulai dari penataan panggung, MC, hingga penyambutan tamu, semuanya dikelola oleh siswa,” ucapnya kepada opsintb.com.
Ia menambahkan, OSOP bukan sekedar ajang pameran produk, tetapi juga melatih public speaking, kemampuan marketing, hingga paket wisata kreatif.
Intinya, terang dia, program ini menghubungkan produk siswa dengan pasar. Ke depan, pihaknya berharap adanya sinergi dengan pemerintah agar produk siswa bisa dipasarkan secara luas.
Hasbi juga menyoroti pentingnya menanamkan jiwa wirausaha kepada siswa agar mereka tidak menjadi beban setelah lulus. Minimal, dengan satu produk yang dikembangkan, mereka bisa hidup mandiri.
"Bisa membantu perekonomian keluarganya," ucapnya.
Dalam kesempatan itu Hasbi membeberkan, SMKN 1 Sikur kini memasuki tahun ketiga program magang luar negeri, dengan total 43 siswa telah menyelesaikan program tersebut.
Sebanyak 45 siswa angkatan 2025 saat ini telah bekerja di berbagai sektor industri, termasuk di Bali, Gili Trawangan, Tetebatu, dan Mataram.
"Kami fleksibel jadi selama ini pembelajaran lewat online," jelasnya.
Dikatakannya, pihaknya membranding acara ini betul-betul berangkat dari rasa sadar. SMK ini, imbuhnya, harus diberikan ruang.
Bahkan ia meminta kepada Gubernur dan Bupati untuk konsen, kalau ingin mengembangkan dengan semboyan Indonesia Emas kedepanya maka persiapanya harus dari sekarang, karena tidak bisa dengan teori-teori.
Jadi, ucapnya, sambungkan anak milenial ini dengan dunia kerja. Mereka sebutnya butuh tempat.
"Karena itu yang kami bilang kampung batik itu, sehingga itu yang memjadi mimpi besar kami ada desa khusus yang di setting oleh masing-masing pemerintah ini, terkait adanya kampung batik," sebutnya.
Dengan adanya kampung batik ini, bisa jadi tempat anak-anak SMK serta yang tamat kuliah bisa sebagai tongkrongan, bekerja dan kemudian ada tempat kulinernya dan lain-lain.
“Kampung ini bisa jadi pusat kuliner, industri kreatif, hingga ruang publik untuk anak muda,” tuturnya.
Produk unggulan siswa SMKN 1 Sikur seperti batik, kuliner, dan animasi pun disebutnya mulai mendapat perhatian.
Batik buatan siswa bahkan telah digunakan oleh pemerintah daerah dan pelaku industri.
"Karya animasi mereka kini mulai digandeng oleh Perpustakaan Provinsi NTB untuk pengembangan cerita bergambar," terangnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan NTB, Bq Nely Yuniarti, menyebut OSOP sebagai terobosan yang patut ditiru. Menurutnya, inisiatif itu sejalan dengan geliat ekonomi kreatif NTB yang berbasis pariwisata.
“Kami sangat bahagia melihat inovasi ini. Ini yang sangat kami harapkan dari SMK,”tuturnya.
Nely menilai OSOP akan lebih kuat jika didukung kolaborasi banyak pihak. Menurutnya, Dinas Pendidikan dan Pemda harus menjadikan OSOP sebagai program yang wajib dibackup, karena potensinya luar biasa.
SMK harus dilibatkan dalam setiap event daerah. Produk mereka harus digunakan dalam pengadaan lokal.
Ia menambahkan, Dinas Perdagangan akan mendukung dari sisi pemasaran. Masalah utama produk siswa bukan pada kualitas, melainkan akses pasar.
“Mereka bisa bikin apa saja. Tapi pasarnya ke mana? Itu PR kita bersama,” kata Nely.
Ia juga menyinggung perlunya edukasi kepada siswa agar mengenal budaya dan warisan lokal seperti wastra NTB dan produk-produk desa yang bisa dikembangkan kembali sesuai trend.
“Banyak anak kita bahkan tidak tahu tentang geben dari Loyok. Itu tantangan kita bersama,” ujarnya.
Langkah awal telah dilakukan. Produk batik siswa SMKN 1 Sikur akan digunakan oleh Kafilah Lombok Timur dalam STQH tingkat provinsi, sebagai wujud dukungan Pemkab terhadap OSOP.
“Ini langkah awal. Kami berharap kebijakan seperti ini terus berlanjut,” tegas Nely. (zaa)
follow OPSINTB.com | News References dan dapatkan update informasi kami di twitter
Follow OPSINTB.com | News References dan dapatkan update informasi kami di Instagram
follow Instagram Kami