Soroti kelangkaan pupuk, Bq Alfianur Chandra Mustika: Ini jadi atensi saya ketika terpilih - OPSINTB.com | News References -->

09/12/23

Soroti kelangkaan pupuk, Bq Alfianur Chandra Mustika: Ini jadi atensi saya ketika terpilih

Soroti kelangkaan pupuk, Bq Alfianur Chandra Mustika: Ini jadi atensi saya ketika terpilih

 
Soroti kelangkaan pupuk, Bq Alfianur Chandra Mustika: Ini jadi atensi saya ketika terpilih


OPSINTB.com - Keluhan petani tentang sulitnya mendapatkan pupuk bukan peristiwa usang. Tapi telah menjadi persoalan rutin tiap tahunnya, belum ada solusi hingga saat ini.


Keluhan itu masih terdengar dari petani. Seperti di dapil IV Lombok Timur Sikur, Terara, Montong Gading, Sakra, Sakra Timur, dan Sakra Barat.


Persoalan ini juga yang didengar oleh Calon Dewan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi NTB dari Partai Gerindra, Bq Alfia Nur Chandra Mustika, saat dirinya turun ke lima wilayah tersebut. Yang merupakan dapil pemilihannya.


"Setelah saya mengunjugi Dapil saya yaitu Dapil IV Lombok timur khususnya Sikur, Terara, Montong Gading Dan Sakra Teramsuk Sakra Timur, Sakra Barat yang mayoritas mata pencarian mereka petani mereka rata-rata menyuarakan aspirasi yang sama yaitu masalah Kelangkaan Pupuk," ucap Caleg DPRD Provinsi NTB dari Partai Gerindra, daerah pemilihan IV Lombok Timur, Sabtu (09/12/2023).


Saban hari, kata dia, para petani dihadapkan pada pilihan yang sulit. Dirinya mengaku tak heran kaum melenial ogah menyandang profesi tersebut. Padahal, menurutnya, lahan pertanian luas dan subur. Namun nasib petani jauh dari sejahtera. Justeru malah mendekati kemiskinan lantaran harus gali lubang tutup lubang, bahkan tak jarang meraka harus jadi TKI untuk menutupi semua hutang itu.


"Bagaimana tidak biaya untuk bercocok tanam tidaklah sebanding dengan hasil yang di peroleh," paparnya.


Dia mencontohkan, saat musim cocok tanam tiba harga beras dan gabah meroket. Tapi giiran musim panen tiba harga jual beras dan gabah anjlok, nyaris menyentuh angka yang tak masuk akal saking murahnya.


Padal, lanjutnya, para petani telah berjuang mati-matian untuk mendapatkan pupuk. Utamanya yang bersubsidi yang hilang bak ditelan bumi.


Padahl hal tersebut, ujarnya, merupakan hak mereka yang diharapkan mampu menguragi biaya produksi. Lenyap tanpa jejak sehingga terpaksa mereka harus beli pupuk non subsisdi.


Mirisnya lagi, imbuhnya, pupuk non subsidi pun langka, tak tersedia di pasaran. Mmereka para petani kebingungan tidak tahu apa yang harus dilakukan.


Menurut mereka, terangnya, idealnya kebutuhan pupuk adalah 300 kg per hektar. Namun yang tersedia hanya 100 kg per hektarnya. Hal itu disebutnya sungguh jauh dari kata cukup.


"Miris memang namun inilah kenyataan yang terjadi di tengah-tengah mesyarakat kita. pada akhirnya saya menarik kesimpulan bahwa pembenahan masalah pupuk ini sagatlah penting untuk difikirkan dan dicarikan solusinya," tegasnya.


"Ini akan menjadi atensi saya jika terpilih nanti jadi aggota legeslatif pada pemilu 2024 di Dapil IV Lombok Timur untuk Calon Legeslatif Provinsi NTB," imbuhnya. (yan)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 OPSINTB.com | News References | PT. Opsi Media Utama