Es Cendol Dawet dari Limbah Kulit Tauge - OPSINTB.com | News References -->

05/11/20

Es Cendol Dawet dari Limbah Kulit Tauge

Es Cendol Dawet dari Limbah Kulit Tauge

 
Es Cendol Dawet dari Limbah Kulit Tauge
Limbah kulit tauge dapat dimanfaatkan sebagai campuran tepung pada pembuatan es cendol dawet.

Oleh

Siti Malika Azizatul Fitri M
Mahasiswi Institut Pertanian Bogor (IPB)

Kecambah dari kacang hijau atau yang dikenal dengan nama tauge digolongkan sebagai makanan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Tercatat bahwa beberapa daerah penghasil utama kacang hijau telah memberikan kontribusi sebanyak 90 persen terhadap produksi nasional, salah satunya adalah Nusa Tenggara Barat, selain NAD, Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Pulau Sulawesi, dan NTT. 

Tauge merupakan salah satu jenis sayuran yang sangat mudah ditemui dan dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan seperti bakwan, sebagai campuran pada bakso, tumis, gado-gado, soto dan berbagai jenis hidangan lainnya. 

Tauge ini mengandung berbagai zat gizi seperti protein, zat besi, kalsium, magnesium dan berbagai jenis vitamin yang dapat bermanfaat bagi kesehatan (Rahayu, 2010). Namun dari banyaknya pemanfaatan tauge ditengah masyarakat, kulit tauge yang tak kalah bergizi justru hanya dibuang sebagai limbah tidak diolah atau hanya dijadikan sebagai campuran pada pakan ternak.

Masa kini semakin marak pengembangan teknologi dalam pemanfaatan pengolahan limbah yang tentunya akan berdampak positif bagi lingkungan karena secara tidak langsung meminimalisir pencemaran serta menciptakan adanya variasi pengolahan produk pangan yang memiliki nilai ekonomi, contohnya seperti limbah kulit tauge. 

Limbah kulit tauge yang biasanya hanya dibuang dengan percuma atau dijadikan sebagai pakan ternak ternyata memiliki kandungan protein yang lebih tinggi dari biji tauge, serat kasar yang baik untuk pencernaan, sumber mineral seperti kalsium dan fosfor. Banyaknya kandungan zat gizi pada limbah kulit tauge inilah sehingga dapat dimanfaatkan menjadi suatu produk yang lebih bermanfaat bagi masyarakat dan bernilai ekonomis tinggi. 

Berbagai olahan dari limbah kulit tauge yang sudah coba untuk dilakukan yaitu dengan cara membuat cookies, dijadikan sebagai bahan baku dalam pembuatan shampoo, sebagai ransum untuk pakan ternak alternatif yang berguna dalam peningkatan bobot badan ternak, juga diolah sebagai bahan minuman seperti es cendol dawet.

Es cendol dawet sangat mudah untuk dijumpai di berbagai daerah di Indonesia dengan varian olahan yang bermacam-macam. Umumnya olahan es cendol dawet terbuat dari campuran 2 macam tepung yakni dapat menggunakan tepung beras, tepung kanji, tepung sagu dan tepung hunkwe. Pemilihan dan perpaduan tepung yang digunakan menyebabkan tekstur cendol yang berbeda pula, khususnya pada penggunaan tepung hunkwe yang menghasilkan rasa dan wangi yang khas karena berasal dari sari pati kacang hijau (Wijaya, 2020). 

Es cendol dawet banyak diminati karena rasanya manis dan cocok sebagai minuman pelepas dahaga saat cuaca panas dan terik.

Dewasa ini, es cendol dawet tidak hanya diolah dari bahan tepung yang banyak kita jumpai di pasaran. Namun, mulai melirik penggunaan sumber bahan baku lain seperti limbah kulit tauge yang dapat dimanfaatkan sebagai campuran tepung pada pembuatan es cendol dawet. 

Yuliantito, salah satu mahasiswa Kimia Universitas Negeri Yogyakarta pada Tahun 2017 melakukan penelitian mengenai inovasi pembuatan es cendol dawet dari bahan baku kulit tauge yang biasanya dibuang dan tidak termanfaatkan dengan maksimal. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa es cendol dawet berbahan baku limbah kulit tauge ternyata memiliki banyak kandungan gizi diantaranya kandungan energi sebesar 878 kkl, protein, karbohidrat, lemak, kalsium, fosfor, zat besi serta vitamin A, vitamin B dan vitamin C. 

Proses pembuatan limbah kulit tauge menjadi es cendol dawet terbilang sederhana dan dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu tahapan proses pengolahan awal dimulai penghalusan dan penyaringan kulit tauge yang telah diblender agar tidak tercampur dengan bahan yang masih kasar. Selanjutnya hasil saringan akan dilakukan proses pencampuran tepung hunkwe dengan perbandingan 4:1, serta ditambahkan bahan lain seperti tepung beras, vanili, garam, setengah sendok teh pewarna pandan dan air. Setelah semua bahan tercampur, kemudian dilakukan pemasakan adonan cendol hingga mengental dan lengket agar lebih mudah dalam proses pencetakan. 

Proses akhir dilakukan pencetakan dengan menyiapkan wadah yang telah diisi air matang dan es baru, sehingga adonan cendol yang dicetak tidak hancur. Cendol dawet yang telah selesai dicetak dapat disajikan dengan menambahkan es batu, gula jawa dan santan kelapa, dan es cendol dawet siap untuk disantap. 

Dengan adanya inovasi pengolahan es cendol dawet ini, maka diharapkan ke depan bahwa kulit tauge yang terbuang tanpa dimanfaatkan secara maksimal dan hanya dijadikan pakan ternak, dapat memunculkan ide baru tentang cara pembuatan pangan tepat guna dari pemanfaatan limbah hasil samping yang dihasilkan oleh pelaku usaha kecambah atau tauge, khususnya di Nusa Tenggara Barat.

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 OPSINTB.com | News References | PT. Opsi Media Utama