OPSINTB.com - Pemprov NTB, terus melakukan perbaikan di Gunung Rinjani. Langkah ini diambil pasca insiden yang menimpa pendaki asal Brasil, Juliana Marins.
Peristiwa itu masih menjadi sorotan internasional. Terlebih dalam waktu berdekatan, tiga pendaki kembali terjatuh meski masih hidup.
Gubernur NTB, H Lalu Muhamad Iqbal menegaskan, peristiwa tersebut harus dijadikan momentum untuk dialakukan evaluasi besar-besaran. Ia menekankan pentingnya pengakuan atas kelemahan dan kekurangan sebagai langkah awal menuju perbaikan.
"Kalau ingin berbenah, kita harus mulai dengan pengakuan. Mengakui bahwa kita masih teledor dan ada kekurangan. Inilah awal dari perubahan," ucapnya Saat sambutan di Event Bejango Desa Anjani Jumat (18/7/2025)
Pihaknya telah mengundang pemangku kepentingan baik internasional, nasional, dan non pemerintahan. Semuanya, kata dia, ingin berkontribusi.
"Saya tanya, kenapa kalian semangat berkontribusi? Mereka menjawab, karena baru kali ini ada yang mau mengajak mereka," katanya.
Pemerintah provinsi, Kabupaten Lombok Timur, Lombok Utara, dan pihak swasta semua ikut terlibat.
Langkan awal dengan melakukan sertifikasi internasional untuk Vertikal Rescue. Mereka, sebutnya, nanti yang expect melakukan penyelamatan jika terjadi situasi emergensi.
"Ini bersertifikat Internasional, dan biayanya mahal dan yang biayain Swasta bukan kita, mereka yang selama ini mendapatkan keuntungan di wisata yang ada di gunung rinjani," terang Miq Iqbal.
Beberapa langkah konkret yang akan dilakukan antara lain pemasangan scenic atau tanda-tanda peringatan sepanjang jalur pendakian hingga ke puncak gunung. Hal ini bertujuan untuk memberikan informasi dan warning kepada para pendaki agar tidak keluar dari jalur resmi.
Mulai Minggu, 20 Juli 2025, perbaikan jalur pendakian akan dimulai. Banyak jalur yang selama ini digunakan ternyata menyimpang dari rute resmi, sehingga meningkatkan risiko kecelakaan.
Tak hanya itu, pemasangan CCTV di titik-titik strategis juga akan dilakukan untuk memantau aktivitas pendakian secara real time.
Seluruh proyek ini sebutnya dibiayai oleh pihak swasta yang selama ini mendapatkan keuntungan dari sektor pariwisata di Rinjani.
Salah satu upaya signifikan lainnya adalah penyediaan perlengkapan keselamatan di puncak gunung. Sebelumnya, alat-alat penyelamatan disimpan di bawah, sehingga membutuhkan waktu berjam-jam untuk membawanya ke lokasi insiden.
Kini, peralatan tersebut akan diletakkan langsung di puncak agar penanganan kondisi darurat bisa dilakukan lebih cepat.
“Ini semua tidak menggunakan anggaran APBN maupun APBD. Biayanya ditanggung oleh pemangku kepentingan swasta yang selama ini terlibat dalam wisata Gunung Rinjani,” tegasnya. (zaa)
follow OPSINTB.com | News References dan dapatkan update informasi kami di twitter
Follow OPSINTB.com | News References dan dapatkan update informasi kami di Instagram
follow Instagram Kami