OPSINTB.com - Kumandang waktu Ashar, baru saja usai. Warga bergegas menuju tempat peribadatan.
Cuaca juga nampaknya bersahabat. Meski langit sedikit murung tapi tak ada hujan yang turun.
Di sawah-sawah petani, tanaman padi sudah nampak hijau. Sepertinya akan cocok jika dijadikan lokasi bersua foto.
Oleh warga Kelurahan Denggen, Kecamatan Selong, tanaman padi itu disebut dengan Dowong.
Rupanya setiap musim tanam padi tiba, masyarakat setempat bakal menggelar tradisi selametan, sebagai wujud syukur atas karunia Tuhan itu.
Pertemalian antara agama dan ritus, sudah menjadi bagian perjalanan kehidupan suku Sasak.
Tak heran saat musim tanam padi tiba, warga setempat menggelar tradisi yang disebut Nyelamet Dowong. Kegiatan ini merupakan acara tahunan setiap musim Dowong tiba.
Kali ini tema yang diangkat ialah Menjaga Tradisi Mewujudkan Swasembada Pangan 2025. Sebab, pemerintah tengah menggalakan ketahanan pangan, salah satunya melalui tanaman padi.
Ritual Nyelamat Dowong dilakukan secara turun temurun oleh warga setempat. Tujuannya berzdikir dan berdoa agar tanaman padi terhindar dari hama.
"Nyelamet Dowong ini intinya adalah dzikir dan doa," kata Tokoh Adat Kelurahan Denggen, H Lalu Selamat, Senin sore (3/2/2025).
Pria yang karib disapa Miq Selamet ini, menuturkan, ritua tersebut dilaksanakan dengan berbagai rangkaian kegiatan.
Seperti membersihkan makam pada hari Jumat, kemudian penyembelihan ayam pada hari Minggu, dan puncak acara dilaksanakan pada hari Senin dengan tujuan untuk membersihkan dan menjaga tanaman padi agar terhindar dari hama.
Menurutnya, ritual ini sudah dilakukan sejak zaman dahulu yang dilakukan oleh leluhur masyarakat Denggen, sebagai bentuk keyakinan darah ayam dengan daun bambu yang telah dibasahi darah tersebut akan berfungsi mengusir hama di sawah.
“Darah ayam yang diletakkan di tengah sawah, menurut keyakinan leluhur, dapat mengusir hama karena baunya amis yang tidak disukai hama," jelasnya.
Tidak hanya itu, ritual ini juga mencakup penggunaan air dari mata air Mertasari, yang dianggap suci untuk membersihkan hama yang telah berjatuhan.
Dia menjelaskan Mertasari berarti air suci yang mengalir dari mata air.
Mertasari ini digunakan untuk membuang hama yang sudah jatuh akibat darah ayam.
Acara ini digelar setiap tahun dengan tujuan untuk memelihara tradisi sekaligus menjaga ketahanan pangan di Kelurahan Denggen.
Ritual ini sebutnya memang harus dilaksanakan pada saat tanaman padi sudah berumur satu bulan, dan itu menjadi tradisi yang tidak pernah terputus.
"Dan hari-hari ritualnya pun tidak boleh diganti, seperti pada hari ini (Senin-red). Kenapa tidak boleh diganti dengan hari lain, karena berkaitan hari lahirnya Nabi Muhammad SAW yakni hari Senin," ujarnya.
Dia berharap, acara adat Nyelawat Dowong ini bisa menjadi acara tahunan kalender budaya daerah Lombok Timur.
Agar teradisi ini tetap terjaga dan dilestarikan oleh generasi masyarakat daerah setempat.
"Kami bersama Pak Lurah dan buk Camat akan mengusulkan acar adat ini di Pemkab Lombok Timur jadi event tahunan budaya daerah kita," katanya.
Camat Selong, Baiq Farida Apriani dalam sambutannya, menyampaikan pentingnya acara adat dan budaya ini dalam mendukung ketahanan pangan. Tidak hanya di tingkat kelurahan, tetapi juga di tataran kecamatan hingga kabupaten.
"Acara adat ini sejalan dengan program ketahanan pangan yang menjadi fokus Presiden Prabowo Subianto," ucapnya.
Presiden Prabowo menekankan pembangunan dimulai dari desa, yang pada akhirnya akan mendukung ketahanan pangan di tingkat kabupaten dan nasional.
Baiq Farida juga berharap, dengan doa dan ikhtiar bersama, hasil pertanian, khususnya padi, dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan beras yang berkualitas tinggi.
"Semoga melalui doa dan ikhtiar yang kita lakukan dalam acara ini, padi yang kita tanam dapat tumbuh subur dan menghasilkan bulir yang banyak untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat," tambahnya.
Lebih lanjut, Baiq Farida, juga mengusulkan agar acara adat ini bisa menjadi bagian dari kalender budaya Kabupaten Lombok Timur.
"Harapan kami, acara ini bisa menjadi agenda tahunan yang tercatat dalam kalender budaya Kabupaten Lombok Timur, sebagai salah satu warisan budaya yang perlu dilestarikan," tutupnya. (zaa)
follow OPSINTB.com | News References dan dapatkan update informasi kami di twitter
Follow OPSINTB.com | News References dan dapatkan update informasi kami di Instagram
follow Instagram Kami