OPSINTB.com - Program makan gizi gratis (BMG), yang dicanangkan oleh Presiden RI, Prabowo Subianto, sudah mulai dilaksanakan. Pemerintah di bawahnya harus menyiapkan segala hal yang menunjang keberlangsungan agenda nasional tersebut, salah satunya ialah ketersediaan bahan makanan.
Pemerintah Kabupaten Lombok Timur, melalui di Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) saat ini tengah memastikan ketersediaan ikan dan udang untuk menu MBG di Bumi Patuh Karya.
"Program ini kami telah siapkan dari satu tahun yang lalu," ucap Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Lotim, Zainuddin, Jumat (10/1/2025).
Diakuinya, program ini merupakan agenda yang sangat bagus. Sebab semua sektor disebutnya akan hidup.
"Memang minggu ini program MBG tertunda, tetapi Inyasya Allah bulan ini sudah berjalan. Kami di Dinas Kelautan sudah mempersiapkan jauh sebelumnya, jika program ini berjalan," terangnya.
Salah satu hal yang telah diantisipasi, kata Zainuddin, yaitu terjadinya lonjakan permintaan ikan. Baik ikan tawar, udang maupun ikan tangkap, baik dari dapur yang ada di Lotim sendiri maupun dari kabupaten lain.
Sejak akhir tahun 2024 lalu, pihakanya telah meningkatkan produksi ikan tawar, udang, ikan tangkap serta berkoordinasi dengan pengusaha-pengusaha ikan di Lotim.
Tidak hanya itu, pihaknya telah mengembangkan budidaya udang menggunakan kolam bundar di beberapa tempat.
Bahakan minggu kemarin, pihaknya sudah panen udang kolam bundar tersebut, di Desa Ekas dan Labuhan Lombok.
Sementara itu, katanya, saat ini beberapa pembudidaya terpaksa harus ditunda panennya, akibat tertundanya program makan bergizi gratis di Lotim.
"Undang-undang yang dihasilkan dari budidaya kolam bundar ini cukup besar dengan size 65," bebernya.
Sementara, untuk ikan tangkap pihaknya telah berkoordinasi dengan pengusaha ikan, untuk mengantisipasi lonjakan permintaan. Mengingat sejak bulan Desember dan Maret mendatang nelayan belum bisa turun melaut.
Dia menegaskan, ikan dan udang sudah siap untuk memenuhi permintaan dapur makan bergizi gratis. Termasuk ketersediaan ikan tawar produksinya masih stabil.
"Bahkan kita sekarang tengah merekayasa menggunakan budidaya sistem Bioflok," terangnya.
Hasil produksi udang di NTB sebutnya mencapai 140 ribu ton. Sementara Lotim menjadi produsen terbesar kedua setelah Sumbawa. Untuk itu ia memastikan kebutuhan udang dapur MBG Lotim akan terpenuhi.
“Tapi saat ini kita mengantisipasi adanya permintaan udang dari kabupaten yang kurang memiliki produksi ikan maupun udang,” ungkapnya.
Jika sekedar kebutuhan dapur Lotim, ia memastikan akan bisa tercukupi, meskipun program ini berkelanjutan.
"Tetapi yang perlu kita antisipasi ialah permintaan dari luar Lotim yang kurang memiliki produksi udang maupun ikan," tutunya. (zaa)
follow OPSINTB.com | News References dan dapatkan update informasi kami di twitter
Follow OPSINTB.com | News References dan dapatkan update informasi kami di Instagram
follow Instagram Kami